Pengkhotbah

Perikop
Matius 18:1-11

Ringkasan Khotbah

Salah satu lagu yang digubah oleh Fanny Crosby adalah “Kuberbahagia Yakin Teguh/ Blessed Assurance” (KJ 392). Crosby menangkap esensi kesempurnaan Kristiani bahwa “Kita mendasarkan hidup dan kebahagiaan kita hanya kepada Tuhan, karena kekuatan Injil yang menyelamatkan itu kekal” (Roma 1:16). Searah dengan lagu ini, kita dapat memahami Matius 18:1-11, yang bertepatan dengan perayaan Hari Ibu di Jepang dan beberapa negara lainnya serta pelaksanaan Sakramen Baptisan hari ini.

  1. Berbahagia Karena Bertobat (1-4). Yesus berbicara tentang seperti anak kecil yang beriman sejati, yang tidak menghitung-hitung jasa/andilnya. Mengapa Yesus menekankan masalah ini? Yesus menjawab pertanyaan para murid tentang siapa yang terbesar. Pada saat para rasul ingin menonjolkan diri menjadi yang terbesar, Yesus mengingatkan kepada mereka untuk melihat anak-anak kecil yang tidak ambisi untuk menguasai orang lain. pelajaran dari anak kecil yang dipanggil Yesus tersebut adalah ia segera datang ketika dipanggil, berdiri selama Yesus mengingininya, ia tidak menonjolkan diri dan merendahkan para rasul  Yesus. Ketaatan anak kecil ini adalah puncak dari kehidupan Kristen. Penerapan: Bagaimana respon kita ketika kita dipanggil dan hendak dipakai Tuhan menjadi alat di tangan-Nya seperti seorang anak kecil ini? Kerendahan hati yang sejati adalah kerendahan hati yang tidak mengenal dirinya sebagai orang yang rendah hati, namun ia tampil dengan rendah hati. Kerajaan Allah disertai dengan kepuasan di dalam pemeliharaan Allah. Mazmur 17:15 “Tetapi aku, dalam kebenaran akan kupandang wajah-Mu, dan pada waktu bangun aku akan menjadi puas dengan rupa-Mu.” Bertobat bagi para rasul pada saat itu adalah berbalik dari ambisi mereka yang mementingkan diri sendiri. Bertobat dalam menentukan prioritas kehidupan yakni tunduk kepada Kristus dan menjadi pelayan yang tidak dirusak oleh ambisi menguasai orang lain, dunia dan popularitas di dalamnya.
  1. Berbahagia Karena Melawan Dosa (6-7). Tuhan Yesus masih menyinggung anak kecil yang begitu polos dan mudah sekali tersesat oleh pengajaran yang salah, karena itu Ia mengingatkan agar jangan menyesatkan mereka. barang siapa menyesatkan mereka, lebih baik jika batu kilangan diikatkan di leheranya dan dibuang ke laut. Batu kilangan menunjukkan kilangan batu yang lebih besar yang biasanya digunakan kelesai dalam bekerja. Kata “menyesatkan” (Yun: σκανδαλίζω/skandalizo) = memasang jerat (batu sandungan); menghalangi perilaku atau pikiran yang benar, menyebabkan tersandung, jatuh dalam perangkap. Mengapa Yesus menyinggung cara menghukum ditenggelamkan seperti ini? Ada yang berkata bahwa “Pada zaman Yesus, hukuman yang paling kejam adalah penyaliban tetapi gambaran menenggelamkan menunjukkan bahwa hukuman Romawi lebih menakutkan bagi orang Yahudi yang mendengarnya daripada penyaliban.”
  2. Berbahagia karena Melawan Penyesatan (ay. 7-9). Ayat 7 ini menjadi sebuah pengajaran yang keras atas para penyesat. Sebab perbuatan mereka dapat membuat orang percaya jatuh ke dalam dosa. Tuhan Yesus sudah memastikan bahwa penyesatan itu pasti akan terjadi dan celakalah orang yang mengadakannya. Bagi orang di dunia, keindahan tubuh adalah hal utama untuk menjadi sebuah kebanggaan. Bagi Yesus, jika tubuh itu menjadi penyebab untuk berbuat dosa, lebih baik itu dibuang daripada membawa kita ke neraka. Yesus hanya menegaskan bahwa “Sesuatu yang sangat dekat dan kita sukai, tidak boleh menjauhkan kita dari Kristus.” Kristus dapat menjaga kita dari penyesatan asalkan kita mau mendengarkan kebenaran-Nya. Berbahagia karena Mengasihi anak kecil (ay. 10-11). Ditambahkan pula bahwa Allah jauh lebih memperhatikan setiap mereka. Tugas kita adalah:
  • Orang tua harus membentengi setiap anak-anak dengan pengajaran yang memadai tentang Alkitab.
  • Orang tua perlu tampil menjadi seorang yang rendah hati supaya dapat menjadi teladan iman bagi anak-anak.
  • Kaum Ibu kiranya semakin mengejar kecantikan batiniah daripada lahiriah.

Selamat berbahagia di dalam Kristus.